abahsultan.com - provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah di sektor maritim, sebut aja rumput laut, sargasum ikan, Lobster.
hal tersebut dibuktikan lewat ekspor sargasum setiap tahun, tahun 2020 menyampai angka 941,42 ton "dinas Peternakan dan Hewan NTB., begitupun dengan rumput laut, angka ekspornya sampai 1000.000 ton " brin NTB", nila ikan dan udang sampai pada 803.650 ribu dolar Amerika, atau 26 meliar pertahun. "lombok Pos", nilai ekspor yang begitu tinggi, memberikan dampak terhadap perputaran ekonomi negara serta punya kontribusi terhadap pendapat asli daerah (PAD) dan pendapat Negara.
namun pengelola'an yang dilakukan oleh masyarakat pesisir dengan memakai cara lama. hal ini masyarakat membutuhkan metode baru dalam pengelolaan budidaya rumput.
masyarakat juga meminta terhadap pemerintah melalui HMI cabang Bima, mengharapkan ada hirilisasi di tiap-tiap daerah yang banyak sargasumnya.
kalau hirilisasi dilakukan terhadap sargasum dan rumput laut, maka itu akan menunjang pada pendapatan perkapital.
hal yang harus dilakukan sektor kelautan, pertama 1.) Manajemen rumput laut menggunakan metode baru, yaitu menggunakan jaring, kedua 2.) Manajemen Sargasur dengan menggunakan alat-alat penyedap (tepung), dan ketiga 3.) pengembangan Penampungan Ikan (PPI) di tiap-tiap daerah pesisir.
Juraidin melihat proses pembiakan rumput laut hingga panen yang dilakukan oleh masyarakat Pulau Sumbawa baik, akan lebih baik dan efektif ketika masyarakat menggunakan jaring yang melekat pada tombak, dengan metode ini akan meningkatkan nilai pendapatan percapital, karena tidak memakan modal yang terlalu banyak & tidak terlalu luas makan lahan
demikian juga dengan Sargasur, sudah 23 tahun komunitas mengambil Sargasur dengan metode yang sama, yaitu pengeringan, penimbangan, kemudian mengimpor. hal itu terus menerus dilakukan oleh masyarakat pesisir, karena metode tersebut tidak menambah nilai pendapat masyarakat,
maka munculah ide dari juraidin peserta lk3 HMI kalbar untuk menawarkan metode baru. "Stengah Jadi" manajemen Sargasur harus dengan menggunakan alat pengepungan, karena tepung yang dihasilkan dari Sargasur memiliki banyak manfaat, pertama sebagai pakan ikan, kedua sebagai penggemukan hewan ternak, dan ketiga sebagai alat kecantikan.
Juraidin menambahkan, ikan yang terus didapat komunitas pelaut di beberapa daerah sangat banyak, ketika para pelaut bersamaan mendapatkan ikan, maka banyak ikan yang dibuang, ikan di buang karena keterbatasan pasar membelinya. agar hal itu tidak terus dilakukan, maka harus dibangunkan Tempat Penampung Ikan TPI.
*Red
Social Header