![]() |
| Oleh : Julius caesar rifqy hamad taqy Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Unpam Serang Dosen Pengampu : Nurul Wahyuni,S.H,.M.H |
Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam Serang
MK : Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa
Dosen Pengampu : Nurul Wahyuni,S.H,.M.H
OPINI - Pendidikan bukan hanya soal nilai, ujian, atau ijazah. Lebih dari itu, pendidikan adalah cara bangsa ini membentuk karakter generasinya. Di ruang-ruang kelas, di bangku kuliah, bahkan di kehidupan kampus sehari-hari, sebenarnya kita sedang belajar menjadi manusia yang utuh — bukan sekadar pintar, tapi juga beretika, jujur, dan peduli.
Sayangnya, hari ini kita sering melihat betapa pendidikan belum sepenuhnya mampu membentuk karakter bangsa yang kuat. Banyak yang cerdas secara akademik, tapi mudah menyerah menghadapi tantangan, atau bahkan tergoda melakukan hal-hal yang melanggar nilai moral dan hukum. Fenomena seperti intoleransi, kekerasan, hingga praktik curang menunjukkan bahwa ada yang kurang dalam sistem pendidikan kita: yaitu penanaman nilai karakter secara nyata.
Sebagai mahasiswa hukum, kita tentu paham bahwa karakter dan hukum memiliki hubungan yang sangat erat. Bagaimana mungkin hukum bisa ditegakkan dengan baik jika para pelakunya tidak berkarakter? Integritas, kejujuran, dan rasa keadilan bukan hanya teori yang dibahas di kelas, tetapi harus menjadi bagian dari diri kita sebagai calon penegak hukum.
Pendidikan hukum yang hanya berfokus pada pasal dan aturan tanpa menanamkan nilai kemanusiaan akan melahirkan lulusan yang pandai secara teknis, tetapi kering secara moral.
Membangun karakter bangsa tidak bisa hanya dibebankan kepada sekolah atau dosen. Kita semua punya peran — mahasiswa, pendidik, dan masyarakat. Mulailah dari hal-hal kecil: disiplin datang kuliah, menghargai perbedaan pendapat, jujur dalam mengerjakan tugas, dan berani berkata benar meski sendirian. Tindakan sederhana itu adalah bentuk nyata pendidikan karakter yang sesungguhnya.
Bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan generasi yang cerdas, tetapi juga yang berkarakter kuat dan berjiwa hukum. Karena pada akhirnya, masa depan hukum dan keadilan negeri ini berada di tangan kita. Dan semua itu bermula dari satu hal sederhana: bagaimana kita dididik — dan bagaimana kita memilih untuk menjadi manusia yang berkarakter.

Social Header