![]() |
| Oleh : Epi Sukmara Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam Serang Dosen Pengampu : Nurul Wahyuni,S.H,.M.H |
Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam Serang
Dosen Pengampu: Nurul Wahyuni S.H M.H
MK : Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa
OPINI : Pendidikan karakter saat ini menjadi sorotan penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Banyak pihak menuntut sekolah untuk membentuk siswa yang berakhlak baik, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Namun, satu hal yang sering terlupakan adalah bahwa pendidikan karakter yang sejati tidak bisa hanya dibebankan kepada sekolah. Pendidikan karakter harus dimulai dari rumah.
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak. Di rumah, anak belajar berbicara, bersikap, bersosialisasi, dan membentuk kepribadiannya. Apa yang dilihat dan dialami anak dalam keluarganya akan membentuk dasar dari sikap dan nilai hidupnya di kemudian hari. Jika sejak kecil anak dibiasakan berkata jujur, menghargai orang lain, serta bertanggung jawab atas tindakannya, maka nilai-nilai itu akan melekat kuat dan terbawa hingga dewasa.
Masalahnya, banyak orang tua saat ini terlalu menyerahkan urusan pendidikan karakter kepada sekolah. Padahal, sekolah hanya bertemu anak beberapa jam dalam sehari, sementara di rumah anak menghabiskan sebagian besar waktunya. Lebih parah lagi, ada orang tua yang justru memberi contoh yang tidak baik—bersikap kasar, berkata kotor, atau bersikap tidak adil di rumah—yang secara tidak langsung merusak pembentukan karakter anak.
Untuk itu, peran keluarga harus diperkuat kembali. Orang tua perlu menyadari bahwa mereka adalah guru pertama dan utama dalam kehidupan anak. Memberikan teladan yang baik, menciptakan suasana rumah yang penuh kasih sayang, serta membiasakan nilai-nilai positif sejak dini adalah kunci utama pendidikan karakter yang sukses. Nilai-nilai seperti tanggung jawab, kerja keras, empati, dan kejujuran bisa tumbuh subur bila ditanamkan dalam lingkungan keluarga yang sehat dan penuh perhatian.
Pendidikan karakter tidak cukup diajarkan dalam teori, tapi harus dicontohkan dalam perilaku sehari-hari. Maka dari itu, membangun bangsa yang berkarakter kuat harus dimulai dari pondasi paling dasar: keluarga. Rumah adalah sekolah pertama, dan orang tua adalah guru seumur hidup.
Sebagai mahasiswa Hukum dan calon orang tua di masa depan, kita harus sadar bahwa perubahan besar dalam karakter bangsa dimulai dari hal kecil yang dilakukan di rumah. Jangan menunggu sekolah, pemerintah, atau pihak lain. Pendidikan karakter sejati dimulai dari kita sendiri, di dalam keluarga kita.

Social Header