![]() |
| Oleh : Rani Cynthia Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Unpam Serang Dosen Pengampu : Dede Ika Murofikoh, S.H.,M.H |
Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam Serang
Mk : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Dede Ika Murofikoh, S.H.,M.H
OPINI - Populasi pesut Mahakam yang semakin menurun hingga berada di ambang kepunahan menimbulkan pertanyaan besar, tanggung jawab siapa menjaga kelestariannya? Dari sudut pandang pendidikan kewarganegaraan, permasalahan ini bukan hanya urusan lingkungan hidup, tetapi juga cerminan sejauh mana warga negara memahami dan melaksanakan tanggung jawabnya terhadap bangsa dan alam Indonesia. Setiap warga negara memiliki kewajiban moral dan hukum untuk melindungi kekayaan alam yang menjadi bagian dari identitas nasional.
Pemerintah sebagai pengambil kebijakan memiliki peran utama dalam melindungi pesut Mahakam. Negara wajib hadir melalui kebijakan yang tegas dan berkelanjutan, seperti penegakan hukum terhadap pencemaran sungai, pembatasan aktivitas industri yang merusak habitat, serta program konservasi yang melibatkan masyarakat lokal. Hal ini sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) yang menyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Namun, tanggung jawab tidak berhenti di tangan pemerintah saja. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian pesut Mahakam. Warga yang tinggal di sekitar Sungai Mahakam harus lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan sungai dan tidak melakukan kegiatan yang merusak ekosistem. Melalui pendidikan kewarganegaraan, masyarakat diajarkan nilai-nilai kepedulian, tanggung jawab, dan gotong royong—nilai-nilai yang seharusnya diterapkan dalam kehidupan nyata untuk melindungi lingkungan.
Selain itu, dunia pendidikan berperan strategis dalam menanamkan kesadaran ekologis sejak dini. Sekolah dan lembaga pendidikan perlu mengajarkan pentingnya pelestarian lingkungan melalui kegiatan nyata seperti kampanye hijau, penanaman pohon, atau proyek pelestarian satwa langka. Dengan begitu, pelajar dapat memahami bahwa menjadi warga negara yang baik tidak hanya berarti taat aturan, tetapi juga peduli terhadap keseimbangan alam sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada akhirnya, menjaga pesut Mahakam bukan hanya tugas satu pihak, tetapi tanggung jawab bersama seluruh warga negara Indonesia. Pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan harus bekerja sama agar satwa endemik ini tidak benar-benar punah. Dari perspektif kewarganegaraan, upaya melindungi pesut Mahakam adalah wujud nyata pengamalan nilai Pancasila, terutama sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang mencakup keadilan bagi seluruh makhluk hidup di bumi pertiwi.

Social Header